Berburu Gurita di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah |
Gurita adalah hewan yang sangat menjaga daerah kekuasaannya atau tempat tinggalnya. Mangkanya dia enggak akan suka kalau ada gurita lain yang datang. Nah, gurita tiruan milik kita ini kita gunakan untuk menipu gurita sungguhan. Saat ia keluar langsung tangkap.
Terima kasih untuk pelajaran hari ini ya Paman.
Oh iya, hampir lupa nih. Kami kan punya bubu yang harus segera diambil. Ayo Ilham, kita periksa ke bawah. Wah di dalam sana sudah masuk beberapa ekor ikan teman. Ikan yang biasa di dapat dari tempat ini kebanyakan jenis ikan karang, seperti kerapu. Ayo kita angkat.
Teman, hari ini Paman mau mengajari kami untuk memancing gurita. Masyarakat di tempat kami biasa menyebutnya bamanis. Manis adalah istilah kami untuk menyebut umpannya. Karena umpan ini dibuat menyerupai bentuk gurita yang akan mengundang gurita lain untuk datang.
Untuk memancing gurita, kamu cukup menggoyangkan umpan ini di dalam air. Gurita adalah hewan yang sangat menjaga daerah kekuasaannya atau tempat tinggalnya. Mangkanya dia enggak akan suka kalau ada gurita lain yang datang. Nah, gurita tiruan milik kita ini kita gunakan untuk menipu gurita sungguhan. Saat ia keluar, langsung tangkap.
Terima kasih untuk pelajaran hari ini ya Paman.
Mbuang Mbuang
Kami tinggal di desa Mbuang Mbuang. Masuk wilayah kabupaten Banggai Laut, propinsi Sulawesi Tengah. Daerah kami dihiasi gugusan pulau karang yang indah loh. Bukan cuma pemandangan, hasil laut desa kami juga melimpah. Mangkanya sebagian besar masyarakat desa kami bekerja sebagai nelayan. Termasuk bapak ku.
Bapak adalah seorang pelaut yang berpengalaman. Beliau selalu mengajarkan ku bagaimana memanfaatkan alam tanpa merusaknya.
“Bolang, bantu aku memperbaiki bubu ini.”
Pak, ayo kita perbaiki bubunya.
“Baik, bawa ke sini bubunya.”
Bubu yang terbuat dari bambu memang rentan rusak. Karena terbuat dari bahan yang sederhana, alat tangkat tradisional ini paling hanya bisa bertahan sampai 6 bulan. Tapi kalau cuma berlobang seperti ini sih, masih bisa dibetulkan kok.
Oh iya, kami menggunakan bambu karena bahan ini sangat ramah lingkungan. Walaupun rusak di dalam air, Bubu akan lapuk tanpa menyisakan bahan kimia yang berbahaya. Berbeda dengan bahan plastik atau hasil pabrikan lainnya.
"Pak, terima kasih.”
Ya, sama-sama
“Ayo kita pasang bubunya.”
Untuk menaruh Bubu, tempat yang tepat adalah daerah perairan yang agak dangkal, dekat dengan pantai berkarang. Nah, sepertinya daerah ini cocok. Oh iya, bubu tidak membutuhkan umpan untuk mengundang ikan masuk ke dalam.
Perangkap ini dibentuk dengan lobang yang besar di bagian luar dan lubang kecil pada bagian dalamnya. Sehingga saat ada ikan berenang yang masuk akan sulit untuk keluar dari perangkap ini. Itulah sebabnya kenapa kami mencari lokasi penempatan bubu di dekat karang. Karena karang adalah daerah tempat ikan yang biasa mencari makan.
Siapa tahu ada ikan yang bergerak masuk ke dalam bubu. Langsung deh tertangkap. Kami juga membutuhkan batu sebagai pemberatnya, supaya perangkap kita tidak hilang atau terbawa arus. Gampang kan.
“Kakak, ada apa ?”
Si hewan bercapit ini biasanya hanya aktif di malam hari. Mmmm…. Kira-kira kenapa ya ?? Dia bisa menyasar ke dalam rumah. Dugaan ku, ia berusaha berlindung dengan mencari tempat yang teduh. Oh iya, kalau kalian bertemu dengan satwa ini, hati-hati ya.
Bayangkan, kelapa yang keras saja sanggup ia kupas. Apalagi kalau sampai jari kita terjepit, duh. Oh iya, satu lagi. Meski mirip dengan kepiting, ketam kenari sebenarnya masih saudaraan dengan kolomang loh. Nah, karena si ketam kenari ini dilindungi, sebaiknya tidak disakiti.
Di alam liar, satwa bercapit besar ini biasanya tinggal di dalam lubang dekat batuan karang. Maka dari itu, lebih baik kita pindahkan dia ke tempat yang mirip dengan rumahnya. Dan yang pasti, harus jauh dari pemukiman warga. Siip deh, sudah aman sekarang.
Teman, ikuti kami memancing yuk. Eits, tapi sebelum mancing kita cari dulu umpannya. Biasanya umpan yang kami gunakan adalah saudara si ketam kenari yang ku sebut. Nah, supaya komang mau berkumpul, kita harus meletakkan beberapa buah kelapa. Urusan mengambil kelapanya sih gampang. Serahkan saja pada ku.
“Hati-hati Lang, awas jatuh.”
Siip deh, sepertinya cukup nih.
“Irham, Arul ayo kita bawa kelapanya.
Video:
Foto:
Berburu Gurita di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah |
Berburu Gurita di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah |
No comments:
Post a Comment