Ragam Dan Cara Membuat Kuliner Khas Kabupaten Lembata, Nusa
Tenggara Timur |
Kabupaten Lembata memang memiliki pesona tersendiri dengan beragam kejutan yang diberikan. Begitu pula dengan kekayaan kulinernya. Bersama dengan ibu-ibu kampung Jontona saya mendapat kesempatan untuk ikut membuat sejumlah kuliner yang ada.
Andesta Rosadi, reporter, “Pesona lembata semakin lengkap dengan adanya sajian kuliner yang menggugah selera. Nah kali ini saya mengajak anda untuk melihat bagaimana proses pembuatan makanan Lembata langsung bersama masyarakatnya."
Lori
Kuliner pertama yang bisa anda coba ketika datang ke kabupaten Lembata, yaitu Lori. Lori adalah kuliner khas kabupaten Lembata yang sering dibuat sekaligus salah satu identitas budaya.
Biasanya lori ditemukan saat sejumlah perayaan acara adat. Mulai dari pesta pernikahan atau dikenal dengan nama Kawet, pesta kacang hingga bangun rumah. Makanan ini juga sudah ada sejak jaman nenek moyang masyarakat Lembata yang pertama kali menginjakkan kaki di tanah Lembata.
Dengan menggabungkan sejumlah bahan dasar dan bumbu khas Indonesia membuat olahan Lori begitu dinanti. Siapkan bahan pepaya, jantung pisang, kelapa parut, ikan kombong atau ikan kembung, gurita, daun kemangi, bawang merah, bawang putih, daging halus atau dikenal dengan nama Watawengen. Selanjutnya, siapkan juga batang bambu dan batang pisang sebagai media pematangan Lori nantinya.
Proses pertama yaitu memeras santan. Untuk bagian santan hanya bagian kentalnya yang diambil. Sementara santan sudah siap, panaskan santan ke dalam wadah khusus yang terbuat dari tanah liat. Tunggu beberapa saat hingga santan mulai mendidih. Kemudian masukkan beras jagung halus dan lakukan pengadukan secara terus menerus.
Beras jagung halus yang sudah menyatu dengan santan selanjutnya dimasukkan ke dalam bambu dan tambahkan air secukupnya. Proses pembuatan Lori berikut yaitu mengambil bagian daging ikan Kombong, kemudian cincang datu. Tambahkan bumbu pelengkap, mulai bawang putih, bawang merah, jahe yang dihaluskan. Aduk bumbu dengan daging ikan hingga merata, lalu masukkan ke dalam bambu. Tutup dengan batang pisang.
Kita masuk ke pengolahan gurita. Potong gurita menjadi beberapa bagian dan cincang halus. Campur dengan bumbu, kelapa parut, dan daun kemangi. Aduk hingga rata dan masukkan ke dalam bambu.
Andesta Rosadi, reporter, “Kenapa yang membuat Lori ini sangat istimewa di Lembata karena memang semuanya pakai lengkap, ya mama ya. Ada sayurnya, ada nasinya, terus ada lauk pauk nya. Dimulai dari ikan, terus ada gurita juga ya mama ya.”
Olahan lori semakin spesial dengan tambahan sayuran yang dimasak bersamaan. Iris daun pepaya, cincang jantung pisang, tambahkan garam, kelapa parut dan aduk, lalu masukkan ke dalam bambu.
Terakhir pembakaran. Proses ini dilakukan dengan sangat tradisional. Pembakaran lori sarat akan makna. Pembakaran lori sendiri memakan waktu sekitar 2 jam. Waktu yang lama ini menggambarkan jiwa manusia yang harus bersabar hingga bisa menikmati hasil bekerja keras. Ada yang unik nih saat pembakaran lori. Lantunan bagus khas Lembata turut menemani.
Sementara menunggu Lori matang, ada menu lain yang tidak boleh dilewatkan. Yaitu Sugun. Sugun adalah sejenis makanan ringan yang dibuat dengan menyangrai biji gandum menggunakan tanah liat hingga mengembang. Jika lori sudah matang, angkat lalu siap disajikan.
Putu.
Sahabat, anda pasti sudah tidak asing dengan kue putu. Nah, di Lembata ada makanan yang memiliki nama sama, namun sangat berbeda cara pembuatan dan cita rasanya.
Andesta Rosadi, reporter,
“Masyarakat kaum Lembata memiliki makanan alternatif yang terbuat dari singkong yang biasa dikonsumsi setiap harinya.”
“Apa namanya Mama ??”
Putu
“Putu. Ini kita masukan ke sini ya untuk ditumbuk.”
“Semua atau satu-satu ??”
Semua
“Oh, langsung yah.”
Putu adalah kuliner ringan di Lembata yang memadukan singkong kering dengan manisnya gula sehingga menjadi salah satu kuliner primadona. Di Lembata sendiri putu sering diolah untuk kudapan setiap hari.
Selain itu kuliner ini juga dijadikan bekal saat masyarakat Lembata pergi berladang maupun melaut. Membuat putu tidak lah sulit sahabat ragam. Anda hanya cukup menyediakan bahan-bahan dasar. Mulai dari singkong kering, kelapa parut, garam dan gula pasir.
Tumbuk singkong hingga halus. Proses ini masih dilakukan dengan cara sederhana, yaitu menggunakan Lesung. Jika singkong telah halus, pisahkan tepung singkong dengan bagian masih kasar. Tepung singkong yang sudah siap dicampurkan dengan kelapa, garam secukupnya, gula pasir dan beri air sedikit, lalu aduk hingga menjadi adonan.
Berbicara tentang singkong, memang tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat timur Indonesia. Singkong sudah menjadi komponen penting bagi hidup mereka. Selain sebagai makanan pengganti nasi, tumbuhan dengan nama manihot utilissima ini juga menyatu dengan adat istiadat.
Masuk ke proses pencetakan. Untuk mencetak putu, tutup bagian kendi dengan tempurung kelapa dan tutup bagian sela tempurung menggunakan adonan. Kendi yang sudah siap kemudian dipanaskan hingga air mendidih. Masukan adonan ke dalam tempurung, tunggu sekitar 20 menit dan angkat putu.
Ada yang cukup unik nih pada saat pengangkatan putu, yaitu menggunakan koli yang terbuat dari daun lontar. Setelah diangkat lalu didinginkan. Untuk menikmati putu paling pas dengan kuliner pendamping yang disebut dengan Lawar.
Lawar
Lawar adalah olahan daging kima yang diberi dengan bumbu khas nusantara. Kima sendiri adalah penghuni laut yang memiliki peran ekologis yang besar. Itu kenapa ?? Hewan ini hanya boleh dikonsumsi seperlunya untuk menghindari agar tidak terjadinya penyusutan kima secara masal di perairan Indonesia.
Bersihkan kima, potong menjadi beberapa bagian. Siapkan sejumlah bumbu dari mulai bawang merah dan tomat. Campurkan daging kima, beri cuka secukupnya lalu aduk hingga rata. Lawar siap menggoyang lidah anda. Menikmati olahan khas Lembata menjadi sensasi tersendiri untuk saya. Selain lebih mengenal kehidupan masyarakatnya, sajian ini juga menggambarkan kehangatan dalam sebuah kebersamaan.
Krepek
Kuliner khas kabupaten Lembata, propinsi Nusa Tenggara Timur yang terakhir yaitu Krepek. Sama halnya dengan Putu, krepek adalah olahan kuliner ringan yang dibuat dari singkong. Di Lembata jenis kuliner ini menjadi kudapan setiap hari yang tentunya menemani masyarakat Lembata.
Siapkan singkong kayu, potong menjadi beberapa bagian. Selanjutnya kupas singkong dan bersihkan. Singkong yang telah bersih selanjutnya di parut. Dalam perkembangannya singkong kini telah dimanfaatkan untuk berbagai macam olahan kuliner. Selain rasanya yang cukup gurih, kandungan gizi singkong juga tak kalah baik untuk tubuh dibanding bahan pangan lainnya.
Singkong mengandung nutrisi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Singkong menyediakan energi, vitamin hingga mineral. Singkong rendah lemak dan non kolesterol, namun cukup tinggi kalori, bahkan hampir 2x lipat dari kalori kentang.
Singkong yang telah selesai diparut selanjutnya dicetak dengan piring yang terbuat dari tanah liat. Kukus krepek selama 10 menit sehingga adonan krepek benar-benar matang sempurna.
Andesta Rosadi, reporter, “Ini dia krepek yang telah matang. Memang secara bentuk, ini memang dibuat lebih besar yah. Sesuai dengan cetakan tadi. Ini siap digoreng ?? digoreng yah.”
Krepek yang telah kering di goreng selama 1 menit saja hingga mengembang. Angkat dan krepek siap disantap. Krepek memiliki rasa yang sangat gurih, selain itu tekstur kuliner ini sangat renyah, bahkan anak-anak sekalipun sangat suka dengan cita rasanya. Mmm. . .rasanya tak cukup satu untuk menikmatinya.
Video:
Foto:
Ragam Dan Cara Membuat Kuliner Khas Kabupaten Lembata, Nusa
Tenggara Timur |
Ragam Dan Cara Membuat Kuliner Khas Kabupaten Lembata, Nusa
Tenggara Timur |
Ragam Dan Cara Membuat Kuliner Khas Kabupaten Lembata, Nusa
Tenggara Timur |
No comments:
Post a Comment