Monday, October 1, 2018

Penjelasan Ketua BEM UI, Muhammad Zaadit Taqwa Soal Kartu Kuning untuk Jokowi

3 masalah yang harus diselesaikan oleh Presiden adalah gizi buruk di kabupaten Asmat, Papua, menolak pengangkatan pejabat dan gubernur dari kalangan polri, dan menolak peraturan menteri pendidikan tentang organisasi mahasiswa yang dianggap membatasi gerak mahasiswa.
Penjelasan Ketua BEM UI, Muhammad Zaadit Taqwa Soal Kartu
Kuning untuk Jokowi

Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM UI menyambut aksi yang dilakukan ketuanya sebagai aksi tunggal di tengah kedatangan presiden ke kampus UI. Aksi ini dianggap sebagai peringatakan kepada Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan 3 masalah yang belum selesai di tahun-tahun terakhir pemerintahan presiden Jokowi.

3 masalah yang harus diselesaikan oleh Presiden adalah gizi buruk di kabupaten Asmat, Papua, menolak pengangkatan pejabat dan gubernur dari kalangan polri, dan menolak peraturan menteri pendidikan tentang organisasi mahasiswa yang dianggap membatasi gerak mahasiswa. Untuk mengetahui lebih jelas alasan pemberian kartu kuning pada presiden Joko Widodo, kita sudah bersama pemberi kartu kuning yang juga ketua BEM UI, Muhammad Zaadit Taqwa.

Selamat sore Mas Adit
“Sore mbak”
Aksi tadi tindakan tunggal atau mengatasnamakan BEM UI ??
“Atas nama BEM UI.”
Atas nama BEM UI. Kenapa harus seperti itu caranya tadi memberikan kartu kuning di depan forum Diesnatalis ??
“Yang pertama, ini adalah testimoni hukum ketika mahasiswa-mahasiswa lain kesana, beraksi berunjuk rasa di depan istana untuk bertemu dengan Pak Jokowi. Hari ini Pak Jokowi hadir ke UI dan BEM UI dan beberapa BEM Fakultas berencana untuk menyambut dan menyampaikan pesan-pesan kita langsung kepada Pak Jokowi. Dan kartu kuning ini adalah sebenarnya sebuah peringatan, sebuah himbauan peringatan kepada Pak Jokowi bahwa mahasiswa enggak akan diam, mahasiswa akan terus bergerak untuk tetap mengawal pemerintah agar tetap berada dalam koridor yang benar. Begitu mbak.”
Dengan aksi tadi apa Mas Zaadit merasa ini sudah tersampaikan dengan baik atau justru kontra produktif, karena tidak ada feed back dari Presiden pada akhirnya ??
“Pertama yang kami, apa ya, kami ingin tunjukkan adalah aspirasi kami tersampaikan dulu dan didengar oleh Presiden Pak Jokowi. Dan dengan adanya aksi kami tadi, Pak Jokowi sendiri sadarnya setelah upload Facebook terkait asmat, terkait perkembangan di Papua dan harapannya untuk . . . ."
Detailnya, apa saja tuntutan yang ingin disampaikan ??
“Yang pertama terkait kehidupan di Asmat, seperti yang kita ketahui, sampai hari ini sudah ada 72 orang yang meninggal akibat dampak gizi buruk. Dan sebenarnya ini lebih dalam lagi, cita-cita Jokowi nomor 3, yang mana membawa Indonesia dari pinggiran, dalam hal ini Papua merupakan salah satu daerah yang dapat kita bilang pinggiran dan membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah gituh. Dan dari suku Asmat ini, kita enggak pengen ada korban lebih jauh lagi, kita enggak pengen lebih banyak ada korban lagi, dan kita ingin masalah-masalah ini bisa diselesaikan tidak hanya diasmat dan di Papua secara umum terkait fasilitas infrastruktur, kesehatan, pendidikan, maupun sumber daya masyarakat.”
Mas Zaadit, apakah memang betul, awalnya ada forum audiens yang akan dilakukan langsung antara BEM UI dengan Presiden Joko Widodo tadi, juru bicara Presiden juga mengatakan bahwa ada acara seperti ini. Nah kenapa forum ini yang dipilih, kenapa forum tadi mengacungkan kartu kuning menjadi media yang dipilih ??
“Yang pertama, kami memang kemarin sempat dijanjikan gituh untuk bisa ditemukan dengan Pak Jokowi untuk menyampaikan aspirasi atau kajian kami. Tapi sampai pagi tadi itu belum ada kejelasan. Belum ada kejelasan terkait apakah benar-benar itu bisa atau tidak. Jadi janjinya itu adalah akan kami coba fasilitasi. Nah sampai pagi tadi enggak ada informasi yang jelas gitu yah, apakah benar-benar bisa disampaikan atau enggak  maka kita tetap pada tujuan kita untuk terus mencoba menyampaikan aspirasi kita pada Pak Jokowi.”
Ada tanggapan dari pihak kampus, soal tadi ??
“Sejauh ini belum.”
Lalu tanggapan mahasiswa lainnya seperti apa, Mas Zaadit. Karena ini juga menjadi perbincangan kan. Dengan adanya tadi, mas Adit langsung mengacungkan kartu kuning di depan forum diesnatalis ??
“Ya kalau mahasiswa lain berasa juga, tapi ketika kita lihat gerak-geriknya, iluni terutama, banyak yang mengapresiasi. Terima kasih sebelumnya dan, ya mudah-mudahan ini bisa menjadi pemicu atau pelecut semangat gerakan mahasiswa kedepannya agar tetap bisa terus sama-sama mengawal gerakan, maksudnya mengawal pemerintah dan perjalanannya.”
Sebenarnya real nya untuk mengawal program pemerintah, apa sih yang akan dilakukan dalam aksi selanjutnya atau dalam waktu-waktu selanjutnya. Karena mengawal pemerintah tentu tidak hanya dengan aksi seperti ini saja atau aksi simbolis saja, Mas Zaadit ??
“Ya tentunya nanti kami buat semacam kajian untuk kerjasama dengan BEM Fakultas lain untuk kemudian. Mungkin nantinya akan menghasilkan sebuah rekomendasi kebijakan yang bisa disampaikan oleh kami.”
Selama ini, ada tidak kajian-kajian seperti ini, antara mahasiswa yang didiskusikan dengan pihak kampus. Misalnya ??
“Selama ini ada mbak dan biasanya memang seperti itu.”
Dan apa yang dilakukan selama ini, kajian-kajian ini. Apakah sudah cukup efektif dinilai oleh BEM UI ??
"Itu penyampaian secara langsung terkadang kami rasa memang belum terlalu efektif gituh. Kami berharap dengan adanya cara seperti ini,  pemerintah mungkin mendapatkan exposure yang lebih luas dari masyarakat dan akhirnya masyarakat sendiri pun mengerti kemudian apa sih sebenarnya permasalahan yang terjadi pada bangsa ini dan mereka bisa memberikan pressure juga kepada pemerintah, kemudian menyelesaikan masalah-masalah ini.”

Ok terima kasih Mas Zaadit atas waktunya. Muhammad Zaadit Taqwa, ketua BEM UI sudah bergabung di kompas petang. Diskusi 2 arah antara pemerintah dan juga mahasiswa salah satunya. Ini jadi satu yang diharapkan bisa dilakukan dengan baik.

Video:




Foto:


3 masalah yang harus diselesaikan oleh Presiden adalah gizi buruk di kabupaten Asmat, Papua, menolak pengangkatan pejabat dan gubernur dari kalangan polri, dan menolak peraturan menteri pendidikan tentang organisasi mahasiswa yang dianggap membatasi gerak mahasiswa.
Penjelasan Ketua BEM UI, Muhammad Zaadit Taqwa Soal Kartu
Kuning untuk Jokowi

3 masalah yang harus diselesaikan oleh Presiden adalah gizi buruk di kabupaten Asmat, Papua, menolak pengangkatan pejabat dan gubernur dari kalangan polri, dan menolak peraturan menteri pendidikan tentang organisasi mahasiswa yang dianggap membatasi gerak mahasiswa.
Penjelasan Ketua BEM UI, Muhammad Zaadit Taqwa Soal Kartu
Kuning untuk Jokowi

3 masalah yang harus diselesaikan oleh Presiden adalah gizi buruk di kabupaten Asmat, Papua, menolak pengangkatan pejabat dan gubernur dari kalangan polri, dan menolak peraturan menteri pendidikan tentang organisasi mahasiswa yang dianggap membatasi gerak mahasiswa.
Penjelasan Ketua BEM UI, Muhammad Zaadit Taqwa Soal Kartu
Kuning untuk Jokowi

3 masalah yang harus diselesaikan oleh Presiden adalah gizi buruk di kabupaten Asmat, Papua, menolak pengangkatan pejabat dan gubernur dari kalangan polri, dan menolak peraturan menteri pendidikan tentang organisasi mahasiswa yang dianggap membatasi gerak mahasiswa.
Penjelasan Ketua BEM UI, Muhammad Zaadit
Taqwa Soal Kartu Kuning untuk Jokowi

3 masalah yang harus diselesaikan oleh Presiden adalah gizi buruk di kabupaten Asmat, Papua, menolak pengangkatan pejabat dan gubernur dari kalangan polri, dan menolak peraturan menteri pendidikan tentang organisasi mahasiswa yang dianggap membatasi gerak mahasiswa.
Penjelasan Ketua BEM UI, Muhammad Zaadit
Taqwa Soal Kartu Kuning untuk Jokowi

3 masalah yang harus diselesaikan oleh Presiden adalah gizi buruk di kabupaten Asmat, Papua, menolak pengangkatan pejabat dan gubernur dari kalangan polri, dan menolak peraturan menteri pendidikan tentang organisasi mahasiswa yang dianggap membatasi gerak mahasiswa.
Penjelasan Ketua BEM UI, Muhammad Zaadit
Taqwa Soal Kartu Kuning untuk Jokowi





No comments:

Post a Comment

Labels

ABC News (1) ABRI (1) Aceh (1) Alat Musik (1) Amerika (1) Amerika Serikat (5) Ancol (1) Antara (2) Automo (1) Ayam (1) Bahan Bakar (1) Bakso Tahu (1) Bali (5) Bambu (1) Bandung (1) Banggai (1) Bangkrut (1) Banjir (2) Banten (1) Batagor (1) Bedah Editorial (2) Bekasi (1) Belanda (1) Belgia (1) Bencana (2) Bengkulu (1) Berau (2) Berburu (2) Berita Satu (2) Bisnis Online (9) Blitar (1) Blogspot (2) Bosnia (1) Boyolali (1) Budaya (6) Bukit (1) Buras (1) Burung (2) California (1) Chester Bennington (4) Ciamis (1) Cikarang (1) Cina (1) CNN Indonesia (12) Daily Mail (1) Dayak (1) Demo (1) Desa (7) Desa Blimbingsari (4) DPR (1) Drone (1) Ekosistem Laut (1) Eropa (1) Facebook (5) Garut (1) Gema Tanjung (1) Gempa (2) Gereja (2) Gereja Katedral (1) Go Food (1) Goa Lawa (1) GoJek (1) Google + (1) Grab (2) Gurita (8) Guru (1) HipCar (2) How to (1) Ikan (5) Ikan Kakap (1) Ikan Koi (1) Ikan Paus (3) Iklan (4) Indosiar (1) iNews (1) iNews TV (3) Inggris (1) Instagram (1) Jakarta (1) Jakarta Barat (1) Jakarta Utara (1) Jalak (2) Jalak Bali (1) Jawa (3) Jawa Barat (7) Jawa Tengah (5) Jawa Timur (15) Jember (1) Jepara (1) Junjung Biru (1) Kalimantan (5) Kalimantan Selatan (1) Kalimantan Tengah (1) Kalimantan Timur (3) Kalimantan Utara (1) Kampung Wisata (1) Karawang (1) Kaur (1) Kebumen (1) Kediri (1) Kemerdekaan (10) Kendaraan (5) Kendaraan Listrik (6) Kepulauan Selayar (3) Kerajinan (1) Kesenian (1) Kisah Hidup (1) Klaten (2) Kolaka (1) Kolonialisme (3) Kompas TV (10) Kompetisi (1) Konsumen (1) Kopi (1) Koran (2) Korea (1) Korea Selatan (1) Korea Utara (1) KPK (2) Kroasia (1) KTP elektronik (1) Kudus (1) Kuliner (3) Lamalera (2) Lebaran (1) Lembata (6) Linkin Park (4) Lion Air (1) Lippo Group (4) Liputan 6 (2) Listrik (3) Lombok (1) Los Angeles (1) Madiun (2) Madura (1) Malang (2) Malinau (1) Maluku (1) Maratua (2) Martapura (1) Meikarta (11) Melukis (1) Metro TV (34) MNCTV (2) Mobil (5) Mochtar Riady (3) Mogok (1) Monas (1) Motor (3) Museum (2) Musik (2) Muslim (1) Nabire (1) Nasi (2) Nasi Gegog (2) Natal (10) Net TV (16) Nugget (1) Nusa Tenggara Timur (8) NY Daily News (1) Nyonya Meneer (8) Onny Arifin Yuwono (2) Palangka Raya (1) Palembang (2) Pangandaran (2) PanMunJom (1) Pantai (3) Pantai Tamban (2) Papua (1) Pare-Pare (1) Pariwisata (4) Pasar (1) Pelabuhan Ulele (1) Pendidikan (1) Penerbangan (1) Pengemis (1) Pesawat (1) Pidato (1) Pisang (3) Pohon (1) Polandia (1) Polisi (2) Ponorogo (1) Pulau (2) Pulau Nasi (1) Purbalingga (1) Ragam Indonesia (2) Restoran (1) Robot (1) Samarinda (1) Sampah (1) Sariwangi (2) Sastra (1) SCTV (3) Sea World (1) Sejarah (5) Sekolah Dasar (1) Selokan (1) Semarang (1) Sepatu (1) Si Bolang (1) Sin City (1) Singapura (1) Solo (2) SPLU (6) Stockholm (1) Suku (1) Sulawesi (4) Sulawesi Selatan (4) Sulawesi Tengah (1) Sulawesi Tenggara (1) Sungai (1) Surabaya (2) Swedia (1) Tabanan (1) Tahu (1) Tahu Goreng (1) Taipei (1) Taiwan (1) Takabonerate (1) Taman Kanak-Kanak (1) Tangerang (1) Tanjung Papurna (1) Tegal (1) Telepon (1) Tempo (2) Timlo TV (1) Tradisi (2) Trans 7 (7) Trenggalek (1) Tsunami (2) Tukang Pijat (2) TV One (1) Twitter (1) Universitas Indonesia (1) VOA Indonesia (3) Waduk (1) Warung (1) Washington (1) Wawancara (4) Website (13) Yogyakarta (2) Zagreb (1)