Friday, December 28, 2018

Desa Blimbingsari Adalah Keindahan Dan Harmonisasi 01

"Waktu itu kan orang-orang Bali yang masuk agama Kristen itu kan mereka dianggap keluar dari adat kan. Jadi pemerintah Belanda menghadapi 1 masalah. Akhirnya kan ditawarkan hutan di sebelah barat Bali ini, kemudian para orang-orang Kristen baru ini menerima."
Desa Blimbingsari Adalah Keindahan Dan Harmonisasi 01

Ada sebuah kisah datang dari Ujung Bali Barat. Di tempat puja para dewa yang penduduknya mayoritas menganut agama Hindu, ada sebuah desa yang penduduknya 100% menganut agama Nasrani. Selamat datang di desa wisata Blimbingsari.

Desa Blimbingsari adalah salah satu desa dari 10 desa yang ada di Kecamatan Melaya, kabupaten Jembrana, Ujung Bali barat. Wisatawan dapat menyeberang menggunakan kapal dari Banyuwangi ataupun menempuh perjalanan darat dari kota Demak.

Saya bertemu dengan Wayan Murtiyasa, pegiat wisata desa Blimbingsari

Halo Bapak
Wayan Murtiyasa, komisi pariwisata Desa Blimbingsari
"Halo Selamat Pagi."
Iya

Kalau di sini kan 100% beragama Kristen ya Pak ??
"Ya betul sekali."
Bagaimana sih kisahnya ??
"Waktu itu kan orang-orang Bali yang masuk agama Kristen itu kan mereka dianggap keluar dari adat kan. Jadi pemerintah Belanda menghadapi 1 masalah. Akhirnya kan ditawarkan hutan di sebelah barat Bali ini, kemudian para orang-orang Kristen baru ini menerima."
Sekarang kalau di desa Blimbingsari, perpaduan antara agama Kristen dengan adat Bali, seperti apakah Pak ??
"Kita itu semua adalah orang-orang Bali asli, dari berbagai tempat di Bali. Dan gereja ini pun mengalami 3x renovasi. Pertama kali bangunan sederhana, yang kedua pakai arsitektur Eropa, kemudian yang ketiga arsitektur Bali. Karena kita sadar kalau kita tuh orang Bali harus melestarikan budaya kita termasuk gedung gereja nya. Dan juga setiap hari raya kita ke mana-mana membuat penjor, hiasan hiasan yang ciri khas Bali."
Penjor Pak. . . .Apa itu ??
"Saya akan tunjukan Mbak Lara, bagaimana cara membuat penjor."

Warga desa Blimbingsari tak akan melepaskan jati dirinya sebagai orang Bali. Sebaliknya perpaduan antara umat Nasrani dengan budaya Bali menciptakan Harmoni di desa ini.

Selengkapnya:
Merayakan Hari Natal 2018 Bersama Masyarakat Desa Blimbingsari
Desa Blimbingsari Adalah Keindahan Dan Harmonisasi 01
Desa Blimbingsari Adalah Keindahan Dan Harmonisasi 02
Desa Blimbingsari Adalah Keindahan Dan Harmonisasi 03

Halo ibu-ibu
"Selamat pagi mbak."
Pagi
Lagi bikin tamiyang, ya Bu ya ??
"Iya."
Permisi
"Mari silahkan."
Kalau saya mau ikut bikin boleh ??
"Boleh mbak, dengan senang hati mbak."
"Tapi pakai kain dulu mbak."
Oh, pakai kain
"Iya."
"Jadi pendek dulu mbak, baru kesana ken."

Sudah boleh bikin tamiang ??
"Sudah."
"Silahkan."

Tamiang dan penjor merupakan dekorasi khas budaya Bali. Biasanya Tamiang dan penjor dibuat untuk menghiasi setiap sudut bangunan di Bali pada setiap perayaan. Hal ini dilakukan untuk membuat sebuah perayaan semakin Semarak.

Caranya menggunakan semak ini untuk menjadi tali ya, pengikat.
"Janurnya"
Disini
. . . .eh patah
"Sini dulu."
Patah terus smat nya

Tamiang dan penjor dibuat menggunakan bahan bahan yang sederhana. Diantaranya janur dan kertas berwarna-warni sebagai penghias.

Nah ini sudah jadi ya Bu ya

Selain tamiang, biasanya masyarakat di sini juga membuat penjor kemudian dijadikan untuk dekorasi khususnya pada hari-hari besar, salah satunya Hari Natal.

Nanti mau dipasang dimana ini Pak ??
"Di depan gereja mbak."
Kita pasang sama-sama ya ??
"Ya."

Setelah itu kami memasang tamiang dan penjor bersama-sama di gereja.

Setiap hari, perayaan besar khususnya natal, warga desa Blimbingsari memasang penjor dan tamiang dengan sangat antusias.

Yeeee
Selamat Hari Natal
“Sama-sama.”


Video:







Foto:




"Waktu itu kan orang-orang Bali yang masuk agama Kristen itu kan mereka dianggap keluar dari adat kan. Jadi pemerintah Belanda menghadapi 1 masalah. Akhirnya kan ditawarkan hutan di sebelah barat Bali ini, kemudian para orang-orang Kristen baru ini menerima.""Waktu itu kan orang-orang Bali yang masuk agama Kristen itu kan mereka dianggap keluar dari adat kan. Jadi pemerintah Belanda menghadapi 1 masalah. Akhirnya kan ditawarkan hutan di sebelah barat Bali ini, kemudian para orang-orang Kristen baru ini menerima.""Waktu itu kan orang-orang Bali yang masuk agama Kristen itu kan mereka dianggap keluar dari adat kan. Jadi pemerintah Belanda menghadapi 1 masalah. Akhirnya kan ditawarkan hutan di sebelah barat Bali ini, kemudian para orang-orang Kristen baru ini menerima."

"Waktu itu kan orang-orang Bali yang masuk agama Kristen itu kan mereka dianggap keluar dari adat kan. Jadi pemerintah Belanda menghadapi 1 masalah. Akhirnya kan ditawarkan hutan di sebelah barat Bali ini, kemudian para orang-orang Kristen baru ini menerima.""Waktu itu kan orang-orang Bali yang masuk agama Kristen itu kan mereka dianggap keluar dari adat kan. Jadi pemerintah Belanda menghadapi 1 masalah. Akhirnya kan ditawarkan hutan di sebelah barat Bali ini, kemudian para orang-orang Kristen baru ini menerima.""Waktu itu kan orang-orang Bali yang masuk agama Kristen itu kan mereka dianggap keluar dari adat kan. Jadi pemerintah Belanda menghadapi 1 masalah. Akhirnya kan ditawarkan hutan di sebelah barat Bali ini, kemudian para orang-orang Kristen baru ini menerima."

"Waktu itu kan orang-orang Bali yang masuk agama Kristen itu kan mereka dianggap keluar dari adat kan. Jadi pemerintah Belanda menghadapi 1 masalah. Akhirnya kan ditawarkan hutan di sebelah barat Bali ini, kemudian para orang-orang Kristen baru ini menerima.""Waktu itu kan orang-orang Bali yang masuk agama Kristen itu kan mereka dianggap keluar dari adat kan. Jadi pemerintah Belanda menghadapi 1 masalah. Akhirnya kan ditawarkan hutan di sebelah barat Bali ini, kemudian para orang-orang Kristen baru ini menerima.""Waktu itu kan orang-orang Bali yang masuk agama Kristen itu kan mereka dianggap keluar dari adat kan. Jadi pemerintah Belanda menghadapi 1 masalah. Akhirnya kan ditawarkan hutan di sebelah barat Bali ini, kemudian para orang-orang Kristen baru ini menerima."

"Waktu itu kan orang-orang Bali yang masuk agama Kristen itu kan mereka dianggap keluar dari adat kan. Jadi pemerintah Belanda menghadapi 1 masalah. Akhirnya kan ditawarkan hutan di sebelah barat Bali ini, kemudian para orang-orang Kristen baru ini menerima.""Waktu itu kan orang-orang Bali yang masuk agama Kristen itu kan mereka dianggap keluar dari adat kan. Jadi pemerintah Belanda menghadapi 1 masalah. Akhirnya kan ditawarkan hutan di sebelah barat Bali ini, kemudian para orang-orang Kristen baru ini menerima.""Waktu itu kan orang-orang Bali yang masuk agama Kristen itu kan mereka dianggap keluar dari adat kan. Jadi pemerintah Belanda menghadapi 1 masalah. Akhirnya kan ditawarkan hutan di sebelah barat Bali ini, kemudian para orang-orang Kristen baru ini menerima."

"Waktu itu kan orang-orang Bali yang masuk agama Kristen itu kan mereka dianggap keluar dari adat kan. Jadi pemerintah Belanda menghadapi 1 masalah. Akhirnya kan ditawarkan hutan di sebelah barat Bali ini, kemudian para orang-orang Kristen baru ini menerima."




2 comments:

  1. Dimana bumi dipijak, disitu langit dijinjing... sesuai budaya lokal....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Identitas keBalian yang Desa Blimbingsari realisasikan merupakan salah satu petunjuk terbaik bagi masa depan bangsa ini.
      Terima kasih dan . . . .
      Selamat Natal dan Tahun Baru 2019 bagi seluruh umat Kristiani di Planet Bumi (Buku Manusia).

      Delete

Labels

ABC News (1) ABRI (1) Aceh (1) Alat Musik (1) Amerika (1) Amerika Serikat (5) Ancol (1) Antara (2) Automo (1) Ayam (1) Bahan Bakar (1) Bakso Tahu (1) Bali (5) Bambu (1) Bandung (1) Banggai (1) Bangkrut (1) Banjir (2) Banten (1) Batagor (1) Bedah Editorial (2) Bekasi (1) Belanda (1) Belgia (1) Bencana (2) Bengkulu (1) Berau (2) Berburu (2) Berita Satu (2) Bisnis Online (9) Blitar (1) Blogspot (2) Bosnia (1) Boyolali (1) Budaya (6) Bukit (1) Buras (1) Burung (2) California (1) Chester Bennington (4) Ciamis (1) Cikarang (1) Cina (1) CNN Indonesia (12) Daily Mail (1) Dayak (1) Demo (1) Desa (7) Desa Blimbingsari (4) DPR (1) Drone (1) Ekosistem Laut (1) Eropa (1) Facebook (5) Garut (1) Gema Tanjung (1) Gempa (2) Gereja (2) Gereja Katedral (1) Go Food (1) Goa Lawa (1) GoJek (1) Google + (1) Grab (2) Gurita (8) Guru (1) HipCar (2) How to (1) Ikan (5) Ikan Kakap (1) Ikan Koi (1) Ikan Paus (3) Iklan (4) Indosiar (1) iNews (1) iNews TV (3) Inggris (1) Instagram (1) Jakarta (1) Jakarta Barat (1) Jakarta Utara (1) Jalak (2) Jalak Bali (1) Jawa (3) Jawa Barat (7) Jawa Tengah (5) Jawa Timur (15) Jember (1) Jepara (1) Junjung Biru (1) Kalimantan (5) Kalimantan Selatan (1) Kalimantan Tengah (1) Kalimantan Timur (3) Kalimantan Utara (1) Kampung Wisata (1) Karawang (1) Kaur (1) Kebumen (1) Kediri (1) Kemerdekaan (10) Kendaraan (5) Kendaraan Listrik (6) Kepulauan Selayar (3) Kerajinan (1) Kesenian (1) Kisah Hidup (1) Klaten (2) Kolaka (1) Kolonialisme (3) Kompas TV (10) Kompetisi (1) Konsumen (1) Kopi (1) Koran (2) Korea (1) Korea Selatan (1) Korea Utara (1) KPK (2) Kroasia (1) KTP elektronik (1) Kudus (1) Kuliner (3) Lamalera (2) Lebaran (1) Lembata (6) Linkin Park (4) Lion Air (1) Lippo Group (4) Liputan 6 (2) Listrik (3) Lombok (1) Los Angeles (1) Madiun (2) Madura (1) Malang (2) Malinau (1) Maluku (1) Maratua (2) Martapura (1) Meikarta (11) Melukis (1) Metro TV (34) MNCTV (2) Mobil (5) Mochtar Riady (3) Mogok (1) Monas (1) Motor (3) Museum (2) Musik (2) Muslim (1) Nabire (1) Nasi (2) Nasi Gegog (2) Natal (10) Net TV (16) Nugget (1) Nusa Tenggara Timur (8) NY Daily News (1) Nyonya Meneer (8) Onny Arifin Yuwono (2) Palangka Raya (1) Palembang (2) Pangandaran (2) PanMunJom (1) Pantai (3) Pantai Tamban (2) Papua (1) Pare-Pare (1) Pariwisata (4) Pasar (1) Pelabuhan Ulele (1) Pendidikan (1) Penerbangan (1) Pengemis (1) Pesawat (1) Pidato (1) Pisang (3) Pohon (1) Polandia (1) Polisi (2) Ponorogo (1) Pulau (2) Pulau Nasi (1) Purbalingga (1) Ragam Indonesia (2) Restoran (1) Robot (1) Samarinda (1) Sampah (1) Sariwangi (2) Sastra (1) SCTV (3) Sea World (1) Sejarah (5) Sekolah Dasar (1) Selokan (1) Semarang (1) Sepatu (1) Si Bolang (1) Sin City (1) Singapura (1) Solo (2) SPLU (6) Stockholm (1) Suku (1) Sulawesi (4) Sulawesi Selatan (4) Sulawesi Tengah (1) Sulawesi Tenggara (1) Sungai (1) Surabaya (2) Swedia (1) Tabanan (1) Tahu (1) Tahu Goreng (1) Taipei (1) Taiwan (1) Takabonerate (1) Taman Kanak-Kanak (1) Tangerang (1) Tanjung Papurna (1) Tegal (1) Telepon (1) Tempo (2) Timlo TV (1) Tradisi (2) Trans 7 (7) Trenggalek (1) Tsunami (2) Tukang Pijat (2) TV One (1) Twitter (1) Universitas Indonesia (1) VOA Indonesia (3) Waduk (1) Warung (1) Washington (1) Wawancara (4) Website (13) Yogyakarta (2) Zagreb (1)