Monday, October 1, 2018

Jalan yang dibangun oleh para Ahli Rusia di Palangka Raya

Tahun 1965 jalan ini sudah bisa dilewati, dan kebetulan terjadi lah suatu musibah, terjadilah G 30S.”  “Nah, maka orang-orang Rusia itu pada lari. Proyek ini sebenarnya sampai ke Kalimantan Barat.
Jalan yang dibangun oleh para Ahli Rusia di Palangka Raya

Ibu kota Indonesia bukan lagi Jakarta. Jika, kota ini jadi menggantikan posisinya. Ada yang berbeda dari jalan yang sedang saya lalui, jalan aspal ini lurus mulus dan seperti tidak ada guncangan, ketika mobil melaju kencang diatasnya.

Jalan-jalan seperti ini mengingatkan saya dengan jalan yang ada di luar negeri. Tapi jangan salah, sekarang saya tidak lagi di luar negeri. Sekarang saya masih di Indonesia, tepatnya di kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Tapi memang jalan ini dibangun oleh para ahli yang didatangkan dari luar negeri, yaitu negara Rusia.

Halo Bapak, kenalkan saya Dayu dari Explore Indonesia.
Saya Budi Santosa dari Palangka Raya.
Saya boleh nebeng nih Pak sampai depan ?
Boleh, oke-oke.
Jalan ini mulus banget, bagus gitu ya Pak.
Budi Santosa, warga Palangka Raya, menerangkan, “Jalan ini memang jalan yang sepengatahuan saya tidak pernah rusak. Jadi selama ini saya sudah 28 tahun, berada di Palangka Raya ini, hampir jalan ini tidak pernah direhab. Kalau yang melintasi, saya kira 10 tahun terakhir ini kan sudah banyak mobil-mobil container, tronton-tronton yang lewat sini, tapi kondisinya tetap masih bagus.”
Bapak sendiri sering memang melewati jalan ini ?
“Sering, kebetulan saya kalau lagi waktu kosong, sama anak-anak, sama istri, mencari hiburannya di Tangkiling.”

Jalan raya utama di Kalimantan Tengah ini yang menghubungkan kota Palangka Raya dengan Kota Sampit. Konon salah satu jalan terbaik di Indonesia, karena kualitasnya. Jalan ini bernama jalan cilik riwut. Tapi sering disebut juga jalan Rusia, lantara dulu dibangun bangsa Rusia.

Jalan yang mulai dibangun tahun 1962 ini, bagian dari sejarah berdirinya kota Palangka Raya.

Setelah berjalan menyusuri Jalan Rusia, sekarang di samping saya sudah ada Bapak Sabran Achmad yang menjadi saksi hidup dari pembangunan jalan ini. Selain itu beliau juga adalah salah satu pendiri Provinsi Kalimantan Tengah.

Di depan kita ada bentangan jalan yang memiliki nilai historis tinggi. Bapak sebagai saksi hidup boleh cerita tentang jalan ini ?
Sabran Achmad, saksi sejarah, “Jalan ini dimulai, sepanjang yang saya ketahui ya, mulai tahun 1962. Orang Rusia mulai menggarap jalan ini. Jadi jalan ini mulai digarap dari sekitar bundaran yang ada sekarang, sampai ke Kecamatan Bukit Batu. Panjangnya kurang lebih 34 km.”
“Dengan istilah dulu jalan ini namanya Projakal, Proyek Jalan Kalimantan. Tahun 1965 jalan ini sudah bisa dilewati, dan kebetulan terjadi lah suatu musibah, terjadilah G 30S.”
“Nah, maka orang-orang Rusia itu pada lari. Proyek ini sebenarnya sampai ke Kalimantan Barat."
Berapa ratus kilo ??
"Ribuan kilo saya kira, rencananya. Tapi karena musibah G 30 S, berhentilah semuanya.”
Jadi sedikit banyak Rusia memiliki andil penting ya
“Iya, betul orang Rusia memiliki andil.”

Kota Palangka Raya adalah kota yang benar-benar dibangun mulai dari nol. Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Sebelumnya daerah ini adalah hutan belantara. Ketika dibentuk provinsi Kalimantan Tengah atas tuntutan masyarakat setempat, tahun 1957, dibangunlah kota Palangka Raya sebagai Ibu Kota Provinsi. Palangka berarti tempat suci dan Raya adalah besar. Sebuah tempat suci yang besar. Sekarang saya berada tepat di pusat kota Palangka Raya. Tempat ini dikenal dengan nama bundaran besar.

Ya, barusan saya berjalan mengelilingi bundaran dan membentuk angka nol. Karena saya sekarang berada di titik nol Kota Palangka Raya yang menjadi awal pembangunan dari daerah ini.

Kalau di Jakarta ada Monas, di  sini ada Bundaran Besar yang menjadi titik nol kota Palangka Raya.
Setiap ganti pemerintahan, dari presiden ke presiden, wacana pindah Ibu Kota Negara kerap mencuat. Nama Palangka Raya selalu dimunculkan. Kondisi Jakarta dianggap sudah tidak ideal, karena terlalu padat, macet, banjir, dan berbagai permasalahan lain.

Timotheus Tenggel Suan, wartawan senior di Kalimantan Tengah, termasuk salah satu saksi sejarah berdirinya Kota Palangka Raya. Menurut Suan, Presiden Soekarno 2 kali datang ke Palangka Raya dan sekaligus meresmikan berdirinya kota ini.
Bapak yang saya dengar tahun 1957, Palangka Raya ini memang disiapkan, direncanakan untuk jadi ibu kota negara oleh Insinyur Soekarno. Bapak melihat itu seperti apa, Pak ?
Pembangunan awal Kota Palangkaraya
“Palangka Raya ini dibangun di tengah hutan rimba. Lalu di resmikan, Presiden datang ke sini tahun 57. Tapi sebelum itu. Karena tuntutan rakyat, Kalimantan Tengah itu menjadi provinsi, maka pemerintah pusat menerima dan pembentuk Provinsi Kalimantan Tengah itu dengan Undang-Undang Darurat Nomor 10 tanggal 23 Mei 1957."
Kaitannya Palangka Raya yang awalnya dipersiapkan menjadi ibu kota negara sendiri. Gimana, pak ?
“Nah, saya mengaitkan dengan yang disebut Bung Karno mengatakan pindah itu tadi, mengaitkan itu yang soalnya benar.”
“Tahun 60 itu, timbul karena Jakarta itu kerap banjir, maling, macam-macam, kebakaran. Maka penduduk pada pemerintah mengatakan Jakarta ini kelihatan sudah tidak layak lagi, dipindahkan saja, (berita) di koran-koran. Artinya kemungkinan Jakarta itu sudah sibuk, suruh pindah. Maka dalam koran-koran diberitakan, ibu kota itu bisa aja Bandung, bisa aja Jogja, bisa aja Makassar, bisa aja Bukit Tinggi, bisa juga Medan, bisa juga yang baru dibangun yang hutan rimba itu, Palangka Raya. Jadi tidak spesifik Bung Karno mengatakan itu. Bukan.”
“Lalu Bung Karno mengatakan Palangka Raya memang kota baru di hutan rimba. Sebaiknya rakyat Indonesia berjuang mengisi kemerdekaan, menyelesaikan revolusi, itu dalam kata orator Kepala Negara. Siapa tahu nanti Palangka Raya dibangun jadi, bisa saja ibu kota pindah ke sana.”

Posisi Palangka Raya sangat strategis, karena berada di titik tengah kepulauan Indonesia. Luas kota Palangka Raya kurang lebih tiga setengah kali luas kota Jakarta. Penduduk Palangka Raya hanya sekitar 220 ribu jiwa, dibandingkan dengan Jakarta yang dipenuhi 10 juta manusia.

Ini adalah tiang pancang pertama di Kota Palangka Raya yang diresmikan langsung Insinyur Soekarno. Ini merupakan penanda awal dibangunnya Kota Palangka Raya.

Soekarno pernah berpesan dalam pidatonya, agar Palangka Raya bisa tumbuh menjadi kota yang cantik dan menjadi percontohan. Tapi apa kabarnya sekarang ??


Video:





Foto:


Tahun 1965 jalan ini sudah bisa dilewati, dan kebetulan terjadi lah suatu musibah, terjadilah G 30S.”  “Nah, maka orang-orang Rusia itu pada lari. Proyek ini sebenarnya sampai ke Kalimantan Barat.

Tahun 1965 jalan ini sudah bisa dilewati, dan kebetulan terjadi lah suatu musibah, terjadilah G 30S.”  “Nah, maka orang-orang Rusia itu pada lari. Proyek ini sebenarnya sampai ke Kalimantan Barat.

Tahun 1965 jalan ini sudah bisa dilewati, dan kebetulan terjadi lah suatu musibah, terjadilah G 30S.”  “Nah, maka orang-orang Rusia itu pada lari. Proyek ini sebenarnya sampai ke Kalimantan Barat.



No comments:

Post a Comment

Labels

ABC News (1) ABRI (1) Aceh (1) Alat Musik (1) Amerika (1) Amerika Serikat (5) Ancol (1) Antara (2) Automo (1) Ayam (1) Bahan Bakar (1) Bakso Tahu (1) Bali (5) Bambu (1) Bandung (1) Banggai (1) Bangkrut (1) Banjir (2) Banten (1) Batagor (1) Bedah Editorial (2) Bekasi (1) Belanda (1) Belgia (1) Bencana (2) Bengkulu (1) Berau (2) Berburu (2) Berita Satu (2) Bisnis Online (9) Blitar (1) Blogspot (2) Bosnia (1) Boyolali (1) Budaya (6) Bukit (1) Buras (1) Burung (2) California (1) Chester Bennington (4) Ciamis (1) Cikarang (1) Cina (1) CNN Indonesia (12) Daily Mail (1) Dayak (1) Demo (1) Desa (7) Desa Blimbingsari (4) DPR (1) Drone (1) Ekosistem Laut (1) Eropa (1) Facebook (5) Garut (1) Gema Tanjung (1) Gempa (2) Gereja (2) Gereja Katedral (1) Go Food (1) Goa Lawa (1) GoJek (1) Google + (1) Grab (2) Gurita (8) Guru (1) HipCar (2) How to (1) Ikan (5) Ikan Kakap (1) Ikan Koi (1) Ikan Paus (3) Iklan (4) Indosiar (1) iNews (1) iNews TV (3) Inggris (1) Instagram (1) Jakarta (1) Jakarta Barat (1) Jakarta Utara (1) Jalak (2) Jalak Bali (1) Jawa (3) Jawa Barat (7) Jawa Tengah (5) Jawa Timur (15) Jember (1) Jepara (1) Junjung Biru (1) Kalimantan (5) Kalimantan Selatan (1) Kalimantan Tengah (1) Kalimantan Timur (3) Kalimantan Utara (1) Kampung Wisata (1) Karawang (1) Kaur (1) Kebumen (1) Kediri (1) Kemerdekaan (10) Kendaraan (5) Kendaraan Listrik (6) Kepulauan Selayar (3) Kerajinan (1) Kesenian (1) Kisah Hidup (1) Klaten (2) Kolaka (1) Kolonialisme (3) Kompas TV (10) Kompetisi (1) Konsumen (1) Kopi (1) Koran (2) Korea (1) Korea Selatan (1) Korea Utara (1) KPK (2) Kroasia (1) KTP elektronik (1) Kudus (1) Kuliner (3) Lamalera (2) Lebaran (1) Lembata (6) Linkin Park (4) Lion Air (1) Lippo Group (4) Liputan 6 (2) Listrik (3) Lombok (1) Los Angeles (1) Madiun (2) Madura (1) Malang (2) Malinau (1) Maluku (1) Maratua (2) Martapura (1) Meikarta (11) Melukis (1) Metro TV (34) MNCTV (2) Mobil (5) Mochtar Riady (3) Mogok (1) Monas (1) Motor (3) Museum (2) Musik (2) Muslim (1) Nabire (1) Nasi (2) Nasi Gegog (2) Natal (10) Net TV (16) Nugget (1) Nusa Tenggara Timur (8) NY Daily News (1) Nyonya Meneer (8) Onny Arifin Yuwono (2) Palangka Raya (1) Palembang (2) Pangandaran (2) PanMunJom (1) Pantai (3) Pantai Tamban (2) Papua (1) Pare-Pare (1) Pariwisata (4) Pasar (1) Pelabuhan Ulele (1) Pendidikan (1) Penerbangan (1) Pengemis (1) Pesawat (1) Pidato (1) Pisang (3) Pohon (1) Polandia (1) Polisi (2) Ponorogo (1) Pulau (2) Pulau Nasi (1) Purbalingga (1) Ragam Indonesia (2) Restoran (1) Robot (1) Samarinda (1) Sampah (1) Sariwangi (2) Sastra (1) SCTV (3) Sea World (1) Sejarah (5) Sekolah Dasar (1) Selokan (1) Semarang (1) Sepatu (1) Si Bolang (1) Sin City (1) Singapura (1) Solo (2) SPLU (6) Stockholm (1) Suku (1) Sulawesi (4) Sulawesi Selatan (4) Sulawesi Tengah (1) Sulawesi Tenggara (1) Sungai (1) Surabaya (2) Swedia (1) Tabanan (1) Tahu (1) Tahu Goreng (1) Taipei (1) Taiwan (1) Takabonerate (1) Taman Kanak-Kanak (1) Tangerang (1) Tanjung Papurna (1) Tegal (1) Telepon (1) Tempo (2) Timlo TV (1) Tradisi (2) Trans 7 (7) Trenggalek (1) Tsunami (2) Tukang Pijat (2) TV One (1) Twitter (1) Universitas Indonesia (1) VOA Indonesia (3) Waduk (1) Warung (1) Washington (1) Wawancara (4) Website (13) Yogyakarta (2) Zagreb (1)