Thursday, November 1, 2018

Joko Sucipto membudidayakan Ikan Koi untuk Menjernihkan Air Selokan

Melalui ide kreatifnya, Joko Sucipto, warga Desa Pluneng, Klaten, Jawa Tengah, memanfaatkan selokan untuk budi daya ikan air tawar seperti nila, gurami, dan koi. Ternyata banyak orang yang tertarik dan tidak sedikit yang membelinya. Untuk ikan koi harganya Rp300 ribu sampai Rp600 ribu. Uniknya, ikan-ikan ini diberi pakan roti atau sisa makanan rumah.
Joko Sucipto membudidayakan Ikan Koi untuk Menjernihkan
Air Selokan

Manfaatkan selokan menjadi budidaya ikan air tawar.
Ada ikan nila, ikan gurami, hingga ikan koi. Ini idenya warga Dukuh Samberan, bernama Joko Sucipto.
Bermodalkan kawat penyaring air aja loh, jadi kawat ditempatkan pada dua ujung selokan sepanjang 10 m dengan lebar 1 M.
Kawat dipasang sebagai pembatas dan penyaring sampah. Pemiliknya memberi makan ikan dengan roti yang merupakan sisa makanan rumah tangga atau makanan organik.
Untuk ikan koi dihargai Rp 300.000 hingga Rp 600.000.
Tapi ada juga lo pembeli yang rela membayar jutaan rupiah.
Budidaya ikan di selokan seperti ini, selain bisa menghasilkan untung juga berdampak pada lingkungan sekitar.
Bersih dari sampah. Harapannya budidaya ikan di selokan seperti ini dapat dikembangkan oleh pemerintah agar selokan bersih.

Video:











Foto:


Melalui ide kreatifnya, Joko Sucipto, warga Desa Pluneng, Klaten, Jawa Tengah, memanfaatkan selokan untuk budi daya ikan air tawar seperti nila, gurami, dan koi. Ternyata banyak orang yang tertarik dan tidak sedikit yang membelinya. Untuk ikan koi harganya Rp300 ribu sampai Rp600 ribu. Uniknya, ikan-ikan ini diberi pakan roti atau sisa makanan rumah.
Joko Sucipto membudidayakan Ikan Koi untuk Menjernihkan
Air Selokan

Melalui ide kreatifnya, Joko Sucipto, warga Desa Pluneng, Klaten, Jawa Tengah, memanfaatkan selokan untuk budi daya ikan air tawar seperti nila, gurami, dan koi. Ternyata banyak orang yang tertarik dan tidak sedikit yang membelinya. Untuk ikan koi harganya Rp300 ribu sampai Rp600 ribu. Uniknya, ikan-ikan ini diberi pakan roti atau sisa makanan rumah.
Joko Sucipto membudidayakan Ikan Koi untuk Menjernihkan
Air Selokan

Melalui ide kreatifnya, Joko Sucipto, warga Desa Pluneng, Klaten, Jawa Tengah, memanfaatkan selokan untuk budi daya ikan air tawar seperti nila, gurami, dan koi. Ternyata banyak orang yang tertarik dan tidak sedikit yang membelinya. Untuk ikan koi harganya Rp300 ribu sampai Rp600 ribu. Uniknya, ikan-ikan ini diberi pakan roti atau sisa makanan rumah.
Joko Sucipto membudidayakan Ikan Koi untuk Menjernihkan
Air Selokan


No comments:

Post a Comment

Labels

ABC News (1) ABRI (1) Aceh (1) Alat Musik (1) Amerika (1) Amerika Serikat (5) Ancol (1) Antara (2) Automo (1) Ayam (1) Bahan Bakar (1) Bakso Tahu (1) Bali (5) Bambu (1) Bandung (1) Banggai (1) Bangkrut (1) Banjir (2) Banten (1) Batagor (1) Bedah Editorial (2) Bekasi (1) Belanda (1) Belgia (1) Bencana (2) Bengkulu (1) Berau (2) Berburu (2) Berita Satu (2) Bisnis Online (9) Blitar (1) Blogspot (2) Bosnia (1) Boyolali (1) Budaya (6) Bukit (1) Buras (1) Burung (2) California (1) Chester Bennington (4) Ciamis (1) Cikarang (1) Cina (1) CNN Indonesia (12) Daily Mail (1) Dayak (1) Demo (1) Desa (7) Desa Blimbingsari (4) DPR (1) Drone (1) Ekosistem Laut (1) Eropa (1) Facebook (5) Garut (1) Gema Tanjung (1) Gempa (2) Gereja (2) Gereja Katedral (1) Go Food (1) Goa Lawa (1) GoJek (1) Google + (1) Grab (2) Gurita (8) Guru (1) HipCar (2) How to (1) Ikan (5) Ikan Kakap (1) Ikan Koi (1) Ikan Paus (3) Iklan (4) Indosiar (1) iNews (1) iNews TV (3) Inggris (1) Instagram (1) Jakarta (1) Jakarta Barat (1) Jakarta Utara (1) Jalak (2) Jalak Bali (1) Jawa (3) Jawa Barat (7) Jawa Tengah (5) Jawa Timur (15) Jember (1) Jepara (1) Junjung Biru (1) Kalimantan (5) Kalimantan Selatan (1) Kalimantan Tengah (1) Kalimantan Timur (3) Kalimantan Utara (1) Kampung Wisata (1) Karawang (1) Kaur (1) Kebumen (1) Kediri (1) Kemerdekaan (10) Kendaraan (5) Kendaraan Listrik (6) Kepulauan Selayar (3) Kerajinan (1) Kesenian (1) Kisah Hidup (1) Klaten (2) Kolaka (1) Kolonialisme (3) Kompas TV (10) Kompetisi (1) Konsumen (1) Kopi (1) Koran (2) Korea (1) Korea Selatan (1) Korea Utara (1) KPK (2) Kroasia (1) KTP elektronik (1) Kudus (1) Kuliner (3) Lamalera (2) Lebaran (1) Lembata (6) Linkin Park (4) Lion Air (1) Lippo Group (4) Liputan 6 (2) Listrik (3) Lombok (1) Los Angeles (1) Madiun (2) Madura (1) Malang (2) Malinau (1) Maluku (1) Maratua (2) Martapura (1) Meikarta (11) Melukis (1) Metro TV (34) MNCTV (2) Mobil (5) Mochtar Riady (3) Mogok (1) Monas (1) Motor (3) Museum (2) Musik (2) Muslim (1) Nabire (1) Nasi (2) Nasi Gegog (2) Natal (10) Net TV (16) Nugget (1) Nusa Tenggara Timur (8) NY Daily News (1) Nyonya Meneer (8) Onny Arifin Yuwono (2) Palangka Raya (1) Palembang (2) Pangandaran (2) PanMunJom (1) Pantai (3) Pantai Tamban (2) Papua (1) Pare-Pare (1) Pariwisata (4) Pasar (1) Pelabuhan Ulele (1) Pendidikan (1) Penerbangan (1) Pengemis (1) Pesawat (1) Pidato (1) Pisang (3) Pohon (1) Polandia (1) Polisi (2) Ponorogo (1) Pulau (2) Pulau Nasi (1) Purbalingga (1) Ragam Indonesia (2) Restoran (1) Robot (1) Samarinda (1) Sampah (1) Sariwangi (2) Sastra (1) SCTV (3) Sea World (1) Sejarah (5) Sekolah Dasar (1) Selokan (1) Semarang (1) Sepatu (1) Si Bolang (1) Sin City (1) Singapura (1) Solo (2) SPLU (6) Stockholm (1) Suku (1) Sulawesi (4) Sulawesi Selatan (4) Sulawesi Tengah (1) Sulawesi Tenggara (1) Sungai (1) Surabaya (2) Swedia (1) Tabanan (1) Tahu (1) Tahu Goreng (1) Taipei (1) Taiwan (1) Takabonerate (1) Taman Kanak-Kanak (1) Tangerang (1) Tanjung Papurna (1) Tegal (1) Telepon (1) Tempo (2) Timlo TV (1) Tradisi (2) Trans 7 (7) Trenggalek (1) Tsunami (2) Tukang Pijat (2) TV One (1) Twitter (1) Universitas Indonesia (1) VOA Indonesia (3) Waduk (1) Warung (1) Washington (1) Wawancara (4) Website (13) Yogyakarta (2) Zagreb (1)